Kisah Anak-anak Ishaq a.s. dan Anak-anak Ya'qub a.s.

Makam Ayahnda hari ke-40

Assalammu'alaikum...wrt, hari ini Jumaat 09/11/2012M bersamaan 24 Zulhijjah 1433H genaplah 42 hari Ayahnda Syeikh Mahmud al-Majzub kembali ke Rahmatullah, dan genaplah 52 hari Maulana Ibrahim (Pak Teh) meninggalkan alam fana ini. Juga genaplah 52 hari anaknda Nur Fatimah Zahra melihat alam dunia yang penuh warna warni ini.

Kepada saudara/i yang tengah bersiap-siap untuk pulang ke tanah air dari menunaikan rukun Islam kelima,, berhati-hati di perantauan, kepulangan anda dinantikan oleh keluarga tersayang.... Semoga selamat pulang dan selamat sampai di sisi keluarga tersayang... insyaAllah selamat semuanya.

Fatimah Zahra hari ke-40

Artikel kali ini adalah sambungan bagi artikel Kisah Ayahnda Ishaq a.s. dan Ya'qub a.s. minggu lalu.

Ayahnda Ishaq a.s. dikurniakan dua orang putera, 'Iso (Al-Ish) dan Ya'qub (Israil). Ayahnda Ishaq a.s. lebih menyayangi Al-Ish daripada Ya'qub kerana rasa tidak senang melihat Rifqah (isterinya) lebih menyayangi putranya yang bongsu, Ya'qub. Pernah terjadi suatu kejadian dalam keluarga itu. Biasanya, Ayahnda Ishaq a.s. lebih senang meminta 'Ish menghidangkan makanan kepadanya. Melihat sikap yang demikian itu, Rifqah menyuruh putranya, Ya'qub untuk menghidangkan makanan sebelum Al-Ish. Maka makanlah Ayahnda Ishaq a.s. dan mendoakan atas kebaikan Ya'qub. Ketika Al-Ish mengetahui hal ini dia marah dan mengancam adiknya.

Melihat keadan yang tegang antara kedua putranya ini, Rifqah akhirnya menganjurkan kepada Ya'qub untuk mengunjungi saudara (ibunya) bernama Laban yang tinggal di daerah Haron, Iraq dan tinggal di sana bersama bapa saudaranya dan mengahwini anak bapa saudaranya itu. 

Kemudian Rifqah meminta kepada suaminya agar menyuruh Ya'qub untuk pergi, memberi wasiat dan memberikan doa kepadanya. Maka  pergilah Ya'qub menuju ke rumah bapa saudaranya yang bernama Laban dan menghambakan diri kepadanya sebagai syarat untuk dapat mengahwini putrinya yang bernama Rahil. Akan tetapi bapa saudaranya menghendaki untuk dikahwinkan dengan putrinyayang lebih tua, yaitu Lailah. Setelah sampai waktunya, Ya'qub mengadap bapa saudaranya, "Saya hanya menghendaki untuk kahwin dengan Rahil putri bapak yang tercantik dibanding kakanya". Bapa saudaranya menjawab, "Menurut kebiasaan, kami tidak memperkenankan mengahwinkan anak yang lebih muda mendahului kakaknya. Maka apabila kamu menghendaki adiknya, kamu harus bekerja lagi selama 7 tahun".  Setelah dipenuhi persyaratan tersebut maka dikahwinkan Ya'qub dengan dua putri kandung bapa saudaranya itu. Dan memadu dua wanita sekandung menurut syariat zaman tersebut diperbolehkan.

Laban memberi masing-masing anaknya seorang budak perempuan Lailah diberi seorang budak bernama Zulfa, sedang Balhah diberikan kepada Rahil. Kemudian dua isteri Ya'qub masing-masing menghadiahkan budaknya kepada suaminya sehingga Ya'qub mempunyai empat orang isteri dan mempunyai 12 orang anak dari mereka berempat.

Dari Lailah dikurniai 6 orang anak yaitu Raubin, Samiun, Lawi, Yahudza, Yasakir dan Zabolon. Dari Rahil dikurniai 2 orang anak yakni Yusuf dan Bunyamin. Dari Balhah dikurniai 2 orang anak yakni Daan dan Naftalii. Sedangkan dari Zulfa juga dikurniai 2 orang anak yakni Jad dan Asyir.

Sesudah 20 tahun Ya'qub tinggal bersama bapa saudaranya (bapa mertuanya) Laban, ia meminta izin untuk kembali kepada keluarganya di Kan'an, dan mertuanya mengizinkan. Setelah Ya'qub sampai di daerah Kan'an, tepatnya sampai di Palestin, ia menyadari bahwa saudaranya yang bernama 'Iso pasti akan mencegatnya di daerah yang jaraknya 400 kaki dari tempat tinggalnya. kerana ia merasa khawatir akan terjadi sesuatu dengannya, maka Ya'qub mempersiapan suatu hadiah untuknya yang dihantarkan oleh anak-anaknya. 'Iso merasa gembira sekali ketika menerima hadiah dari saudaranya itu. Kemudian ia meninggalkan tempat kediamannya untuk adiknya dan dia pergi ke Gunung Sya'ir. Sedangkan Ya'qub langsung menghadap ayahnya, Ishaq a.s. Kemudian Ayahnda Ishaq a.s. memberi tempat tinggal Ya'qub di kampung Habrun yang kemudian disebut daerah Al-Halil.

Ayahnda Ishaq a.s. hidup selama 180 tahun, dan setelah wafat dikebumikan di kampung Al-Mughirah, tempat bapaknya Ibrahim a.s. disemadikan.

Al-Asbath

Yang dimaksudkan Al-Asbath ialah anak-anak Ayahnda Ya'qub a.s. yang berjumlah 12 orang itu. Kata Asbath adalah jamak, sedangkan tunggalnya sabath yang artinya anak atau cucu.

As-Sabath dalam bahasa Yahudi dan berarti Kabilah dalam bahasa Arab yakni mereka yang mempunyai nenek moyang (ayah) yang satu. Dan masing-masing anak Ya'qub sebagai ayah dari Sabath di kalangan bangsa Israil. Maka seluruh bangsa Israil merupakan keturunan dari 12 anak Ya'qub tersebut.

Dari Al-Asbath ini lahirlah beberapa orang Nabi. Antara lain, dari Sabath Lawi muncul beberapa Nabi, yakni Musa, Harun, Ilyas dan Ilyasa. Dari Sabath Yahudza lahir Nabi Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya dan Isa. Sedang dari Sabath Bunyamin muncul seorang Nabi, yaitu Yunus alaihiwassalam tuwassalam.

Di antara putra-putra Ya'qub a.s., Allah Ta'ala memilih Yusuf sebagai Nabi. Al-Quran menjelaskan sebagai berikut,

"Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata, 'Allah tidak akan mengirim seorang (Rasul pun) sesudahnya'. Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu".

(Surah Al-Mukmin ayat 34)

Wallahu'alam... Sekian Wassalam.