Doa Akhir Tahun Hijrah 1432
Segala pujian bagi Allah seru sekalian alam; selawat
dan salam ke atas junjungan Rasulullah s.a.w. dan kepada keluarga serta sahabat
baginda sekalian.
Ya Allah, Apa yang telah kami lakukan
sepanjang tahun ini dari apa yang Engkau larang kami daripadanya, dan tidak
sempat kami bertaubat darinya dan Engkau tidak meridhainya dan tidak Engkau
melupainya dan Engkau berlemeh lembut kepada kami walaupun Engkau berkuasa
menyiksa kami; malah Engkau memberi peluang supaya kami bertaubat setelah kami
melakukan maksiat kepada Engkau; maka sesungguhnya kami memohon keampunan
Engkau; ampunilah kami dan apa yang kami lakukan padanya dari apa yang Engkai
ridhainya dan Engkau telah menjanjikan kami ganjaran pahala ke atasnya; maka
kami memohon akan Dikau wahai Tuhan yang Mulia yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan, semoga Engkau menerima kami dari kurnia Engkau wahai Tuhan Yang
Mulia.
Dan cucurilah rahmat kepada penghulu kami Nabi
Muhammad s.a.w. dan kepada keluarganya dan para sahabatnya, dan salam dengan
kemurahan; Maha Suci Engkau Tuhan yang Tinggi dan Mulia daripada sesuatu yang
disifatkan; dan kesejahteraan kepada sekalian Rasul; dan segala pujian bagi
Allah Tuhan sekalian alam.
Ayahnda Nuh a.s. melanjutkan Dakwah
Keimanan kepada Allah Yang Esa.
Assalamu’alaikum…wrt,
Ayahnda
Nuh a.s. tidak mudah berputus asa dalam melaksanakan seruan dakwah terhadap
kaumnya. Akan tetapi, kaum Nabi Nuh a.s. tidak mau menghiraukan nasihat dan
ancaman Allah s.w.t. Mereka tetap mengingkari kenabian Ayahnda Nuh a.s.
Berkata
mereka kepada Nabi Nuh a.s. :"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami
dan tidak berbeda daripada kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan
mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan
seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti
ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang
rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak
berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat. Pengikut-pengikutmu
itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak,
mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan
masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan
ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya
kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis
pengikut-pengikutmu itu. Kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir,
memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat
sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudah kami menerima ajakanmu dan
dakwahmu. Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soal-soal
kemasyarakatan dan pergaulan hidup. Kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui
drpmu tentang hal itu semuanya. Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak
bukan, bahawa engkau adalah pendusta belaka."
Difirmankan
Allah s.w.t. dalam surah Hud ayat 27.
“Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang
kafir dari kaumnya, “Kami tidak melihat kamu, melaikan sebagai seorang manusia
biasa seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikut kamu,
melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami
tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami
yakin bahwa kamu adalah orang yang dusta”.
Firman
Allah s.w.t. lagi dalam surah al-A’raaf ayat 60 hingga ayat 63.
“Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata,
“Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”. (60) Nuh
menjawab: “Wahai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah
utusan dari Tuhan semesta alam”. (61) “Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat
Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa
yang tidak kamu ketahui”. (62) “Dan apakah kamu tidak percaya dan heran bahwa
datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki
dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu
bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat?”. (63)
Ayahnda
Nuh a.s. melanjutkan dakwahnya dengan mempergunakan metode diskusi dan
menanggulangi kekerasan hati mereka.
Ayahnda
Nuh a.s. berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya: "Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti
ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu
orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap
membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahankan
pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan
karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki. Aku hanya seorang manusia
yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya
kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan
yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka
terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan ganjaran-Nya keatas
diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk
menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi
hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di
atas kamu sekalian jika Ia kehendaki. Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa
dan azab-Nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan
pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Pengasih dan Maha
Penyayang".
Kaum
Nuh a.s. mengemukakan syarat dengan berkata: "Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi
sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka
jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan
hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt
bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup
mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan
bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyama-ratakan para bangsawan
dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya
yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."
Ayahnda
Nuh a.s. menolak pensyaratan kaumnya dan berkata: "Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada
pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan
ataupun buruh, diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan
dan tempat yang sama terhadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi
pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang
setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada
orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang
telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di
kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku
dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan
bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka
terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan
ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan
tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal
dan fikiran yang sihat. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang bodoh dan
tidak berfikiran sihat.”
Allah
s.w.t rakamkan ucapan dakwah Ayahnda Nuh a.s. dalam surah Hud ayat 28 hingga
31.
Berkata
Nuh : “Wahai kaumku, bagaimana fikiranmu,
jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberikannya aku
rahmat dari sisiNya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apakah akan kami
paksakan kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?” (28). Dan (dia
berkata) : “Wahai kaumku, aku tiada
meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah
dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah
beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku
memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui” (29). Dan (Dia berkata) : “Wahai kaumku, siapakah yang akan menolongku
dari azab Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil
pelajaran?” (30). Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa) : “Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan
kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib, dan tidak pula aku
mengatakan : “Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat”, dan tidak juga aku
mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu :
“Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka”. Allah lebih
mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu
benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.” (31).
Pada
akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata
Ayahnda Nuh a.s. dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan
dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:
"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak
bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang
sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali
melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi
engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. Datangkanlah
apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya (azab).
Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena
kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu." (32)
Nuh menjawab : “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika
Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.” (33) Dan
tidaklah bermanfaat kepadamu nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada
kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan
kepadaNya lah kamu dikembalikan.” (34) Malahan kaum Nuh itu berkata : “Dia Cuma
membuat-buat nasihatnya saja.” Katakanlah : “Jika aku membuat-buat nasihat itu,
maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang
kamu perbuat”. (35)
Surah Hud ayat 32 dan 35.
Ayahnda Nuh a.s. Berputus Asa Dari
Kaumnya
Ayahnda
Nuh a.s. berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh (950)
tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninggalkan
penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang Maha
Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang
benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan
oleh Allah kepadanya, mengangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingkat
yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat
sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan mendidik agar
mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia.
Akan
tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Ayahnda Nuh a.s. tidak berhasil
menyedarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman,
bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang
tidak mencapai seramai seratus orang (± 83 orang), walaupun ia telah melakukan
tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh
kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian
kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar
diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Ayahnda Nuh
a.s. akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa
sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah
tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis.
Hal
mana Ayahnda Nuh a.s. berupa berfirman Allah dalam surah Hud ayat 36 yang
bermaksud:
"Sesungguhnya tidak akan seorang
drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan
beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka
perbuatkan."
Dengan
penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan
habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas
kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:
"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan
seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini.
Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka
tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat
maksiat dan anak-anak yang kafir spt mereka."
Surah Nuh ayat 26 dan 27
Doa
Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu
lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima
hukuman Allah dengan mati tenggelam.
Bersambung…
InsyaAllah.
Doa Awal tahun Hijrah 1433
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang; segala pujian hanya bagi Allah Penguasa sekalian alam.
Selawat dan salam ke atas junjungan Nabi dan Rasul
iaitu Penghulu kami Nabi Muhammad s.a.w. kepada keluarganya dan para sahabat
sekalian.
Ya Allah, Engkaulah yang kekal, qadim
lagi azali dan di atas kelebihan Engkau yang besar; dan kemurahan Engkau yang
melimpah; dan ini adalah tahun baru yang sesungguhnya telah mendatangi kami,
kami memohon kepada Engkau pemeliharaan padanya daripada syaitan yang direjam,
pembantu-pembantunya dan tentera-tenteranya dan kami memohon pertolongan dari
nafsu yang banyak mendorong kepada kejahatan dan kami memohon kepada Engkau
untuk melakukan sebarang pekerjaan yang boleh mendekatkan diri kami kepada
Engkau. Ya Allah, Tuhan yang merubah segala keadaan, rubahlah keadaan kami
kepada sebaik-baik keadaan dengan kekuasaan dan kurniaan Engkau, wahai Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Wahai Tuhan kami, Kurniailah kepada kami kebahagiaan
di dunia dan kebahagiaan di akhirat dan peliharalah kami dari azab api neraka.
Dan cucurilah rahmat dan salam kepada penghulu kami Nabi Muhammad s.a.w. dan
keluarganya dan para sahabat baginda sekalian. Segala pujian hanya bagi Allah
Tuhan Pentadbir seluruh alam.