Assalammu'alaikum...wrth, hari ini Rabu 17/04/2013M bersamaan 6 Jamadil'Akhir 1434H juga bersamaan 28 Hamal 10,001 tahun PuSaka, kepada saudara saudari yang hamba hormati. Pada artikel kali ini hamba nukilkan kisah Ayahnda Musa a.s. yang berdakwah menegakkan Kalimah Tauhid bersama saudaranya, Ayahnda Harun a.s. di suatu zaman pemerintahan zalim Fir'aun laknatullah yang berlaku di Bumi Mesir di mana ramai antara umat manusia telah mengetahui akan kisah tersebut ini.
Namun di sini hamba ingin mengajak saudara/i sekalian menghayati kembali kisah perjuangan Ayahnda Musa a.s dan Harun a.s. yang mana kisah perjuangan mereka sebenarnya merupakan catatan sejarah benar yang sentiasa dan pastinya berulang-ulang zaman demi zaman hingga ke akhir zaman sekarang ini. Semoga kita semua dapat berfikir perkaitannya dengan zaman sekarang dan menjadikan ia pengajaran buat diri masing-masing. Sungguh benarlah firman Allah Ta'ala di dalam Al-Quran "Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (Surah Saba' ayat 28) dan melalui hadis-hadis sabdaan Rasulullah s.a.w. juga.
Ayahnda Muasa a.s. adalah seorang Nabi dan termasuk salah seorang Rasul yang mendapat gelaran Ulu 'l-Azmi. Allah Ta'ala berfirman; "Dan ceritakanlah (wahai Muhammad kepda mereka), kisah Musa di dalam Al-Kitab (Al-Quran) ini. Sesungguhnya dia adalah seorang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi."
Surah Maryam ayat 51
Ayahnda Musa a.s. diberi gelaran "Kalimullah", kerana Allah Ta'ala telah langsung mengajak berbicara tanpa melalui perantara, sebagaimana firman Allah Ta'ala; "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepada-mu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur."
Surah Al_A'raf ayat 144
Dan Ayahnda Harun a.s. adalah saudara Musa a.s. yang diutus Allah Ta'ala untuk menjadi penolong dan pendamping Musa a.s., Allah Ta'ala mengutus Musa a.s. kepada Fir'aun untuk menyampaikan risalah-Nya. Pengangkatan Harun a.s. menjadi Rasul ini, adalah atas permohonan Musa a.s. kepada Tuhannya;
"Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, yaitu Harun saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku".
Surah Taha ayat 29-32
Kemudian Allah Ta'ala mengabulkan permohonan Musa a.s. tersebut dan diberikanlah Harun a.s. kepadanya. Dan sebagai rahmat Allah Ta'ala kepadanya, maka diberikanlah pula kenabian kepada Harun a.s. "Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun menjadi seorang nabi."
Surah Maryam ayat 53.
Penindasan Terhadap Bani Israil.
Dalam kisah Ayahnda Yusuf a.s., telah hamba terangkan bagaimana Yusuf a.s. mendatangkan orang tuanya, saudara-saudaranya, anak-anaknya dan cucunya untuk bertempat tinggal di Mesir. Ketika itu Yusuf a.s. meminta kepada raja Mesir agar menempatkan mereka di daerah Jasan. Sebelah utara Balbis. Alasan Yusauf a.s. meminta daerah itu untuk mereka, kerana daerah tersebut merupakan tempat menggembala, sedangkan mereka adalah kaum penggembala binatang ternak.
Hal itu terjadi pada masa kekuasaan raja-raja penggembala. Masa kian berganti masa, datanglah Ahmas I, raja pertama dari kerajaan "12 keluarga" yang telah mengusir raja-raja penggembala. Kemudian datanglah Ramses II, dia melihat bahwa jumlah Bani Israel semakin berlipat kali ganda dan keturunannya semakin bertambah. Dia takut kalau-kalau mereka menjadi pendukung dan penolong musuh-musuh Mesir. Oleh sebab itu, Ramses II memperkerjakan mereka dalam pekerjaan-pekerjaan yang paling berat agar kekuatan mereka menjadi lemah di samping dia juga berusaha memecah belah mereka ke dalam kelompok-kelompok dan golongan-golongan.
Telah dikatakan, para dukun dan peramal (ahli Nujum) memberitahukan kepada Fir'aun bahwa kehancuran kerajaannya nanti ada di tangan seorang anak laki-laki yang dilahirkan di kalangan Bani Israel. Oleh sebab itu, Fir'aub Ramses II memerintahkan untuk membunuh setiap anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israel, agar jumlah mereka tidak bertambah banyak. Maka mulailah satu demi satu orang-orang Bani Israel yang sudah tua mati, lantaran dipaksa untuk bekerja keras. Melihat keadaan sedemikian itu, datanglah para pemimpin Qibthi kepada Fir'aun, mereka mengatakan, "Sesungguhnya orang-orang yang sudah tua dari Bani Israel telah banyak yang mati, sementara engkau terus-menerus membunuh anak-anak kecil mereka. Tidak heran lagi bila pada suatu saat kita pun akan bekerja berat, kerana sudah tidak ada lagi orang yang akan kita pekerjakan untuk mengabdi kepada kita". Setelah itu, Fir'aun memerintahkan agar setiap bayi laki-laki itu dibunuh berselang tahun (tahun ini dibunuh dan pada tahun berikutnya tidak), agar anak-anak kecil Bani Israel tidak musnah seluruhnya.
Pada tahun ketika tidak ada pembunuhan terhadap bayi laki-laki, Harun a.s. dilahirkan. Oleh sebab itu, dia dibiarkan hidup dan dididik di bawah naugan kedua orang tuanya. Sedangkan Musa a.s., dia dilahirkan tepat pada tahun diharuskan bayi laki-laki dibunuh. Maka tatkala ibu Musa melahirkannya, dia menyembunyikan Musa dari pandangan umum, sehingga berita tentang kelahirannya itu tidak sampai kepada Fir'aun.
Allah Ta'ala menunjukkan kezaliman Fir'aun terhadap Bani Israel dan pembunuhan bayi laki-lakinya dengan firman-Nya; "Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir'aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerosakan. Dan Kami hendak memberi kurnia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)".
Nota :
- Musa adalah satu nama yang terdiri dari dua kata, yaitu "Mu" dan "Sya". "Mu" adalah "air" di dalam bahasa Mesir kuno. Dan "Sya" adalah "Syajarah" yang berarti "Pohon (Pokok)" Dinamakan demikian kerana Musa diketemukan di antara air dan pohon, yaitu ketika ibunya menghanyutkannya ke dalam sungai Nil. Ada pendapat yang mengatakan bahwa "Musa" berasal dari kata-kata Mesir "mus" yang berarti seorang anak kecil.
- Fir'aun adalah gelaran untuk Raja-raja Mesir yang dahulu.
Fasa Pertama : Peri kehidupan Ayahnda Musa a.s. sebelum menjadi Rasul.
Pendidikan Ayahnda Musa a.s. di Istana Fir'aun.
Musa a.s. berada di dalam buaian ibunya hanya beberapa bulan setelah kelahirannya. Tatkala ibunya merasa takut rahsianya terbongkar, maka Allah Ta'ala memberikan ilham kepadanya agar menyediakan sebuah peti untuk menyimpan Musa a.s., lalu dicat dengan aspal, dan dihanyutkan ke dalam sungai Nil. Kemudian Allah Ta'ala menenangkan rasa takut ibu Musa a.s. itu, dan mengembirakannya bahwa kelak Allah Ta'ala akan mengembalikan Musa a.s. ke pangkuannya serta menjadikannya seorang Rasul.
Dengan segera, keluarga Fir'aun menyambar peti dari air. Dan ketika mereka membuka peti itu, terpakulah mata permaisuri Fir'aun (Asiah) melihat bayi di dalamnya. Kemudian Allah Ta'ala menanamkan rasa cinta terhadap Musa yang masih bayi itu ke dalam qalbu permaisuri Asiah. Dia benar-benar yakin bahwa kelak suaminya akan membunuh Musa sebagaimana layaknya setiap bayi laki-laki dari bani Israel yang dibunuh. Sang Permaisuri berkata kepada suaminya, "Anak laki-laki ini nanti akan menggembirakan aku dan kau. Ku mohon engkau tidak membunuhnya. Aku berharap semoga anak laki-laki ini membawa manfaat kepada kita, atau mengangkat sebagai anak setelah kita sendiri melarangt seluruh anak laki-laki Bani Israel untuk hidup".
Fir'aun menyetujui usul permaisurinya itu dan membiarkan Musa untuk tinggal bersamanya. Demikianlah, Musa a.s. telah selamat dari suatu malapetaka yang sangat kejam. Sementara itu, Fir'aun dan Haman (menterinya) beserta para tenteranya tidak mengetahui apa yang sebenarnya telah disembunyikan oleh takdir, yaitu mereka telah menyambar seseorang yang akan menjadi musuh, sumber kesedihan, dan sebab kehancuran mereka, yang diakibatkan oleh kekufuran dan kesombongan mereka.
Inilah cerita tentang diri Ayahnda Musa a.s. yang dihanyutkan itu. Adapun cerita tentang ibunya, maka ketika menghanyutkan Musa a.s. di sungai Nil. Dia mengutus saudara perempuan Musa untuk mengikuti jejak Musa a.s. Kemudian saudara perempuannya itu melihat bahwa peti yang berisi Musa diambil dan dibawa ke dalam istana Fir'aun. Dia segera memberitahukan kejadian itu kepda ibunya Musa a.s. Mendengar berita ini, ketakutan dan kecemasan ibunya menjadi hilang sama sekali, dan kini hatinya tak pernah lagi sedetik pun luput dari menyebut dan mengingati Musa a.s. Seandainya Allah Ta'ala tidak meneguhkan hatinya dan menjadikannya termasuk orang-orang mukmin yang tenang terhadap janji Allah Ta'ala bahwa Dia akan mengembalikan Musa ke pangkuannya, hampir saja ibunya itu membuka rahsia tentang Musa a.s. dan menampakkan keadaan yang sebenarnya, kerana terlalu sayangnya kepada Musa a.s.
Kemudian, mereka mendatangkan perempuan-perempuan yang akan menyusui Musa a.s., tetapi Musa sendiri merasa jijik untuk menyusui kepada mereka. Dan datanglah saudara perempuan Musa menawarkan dirinya bahwa ia sanggup mendatangkan seorang perempuan yang akan menyusuinya. Mereka menerima penawaran saudara perempuan Musa itu dan mengutusnya untuk segera memanggil perempuan yang akan menyusui Musa a.s. Kemudian dia membawa ibunya ke istana Fir'aun, lalu disusuilah Musa yang masih bayi oleh ibunya sendiri, berbeza dengan perempuan-perempuan lain yang pernah cuba menyusuinya dahulu. Demikianlah, akhirnya ibu Musa merasa yakin bahwa janji Allah Ta'ala itu benar, yaitu setelah Allah Ta'ala mengembalikan anaknya ke pangkuannya.
Firman Allah Ta'ala, "Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, 'Susukanlah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke dalam sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati kerana sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para Rasul'. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tenteranya adalah orang-orang yang bersalah. Dan berkatalah Isteri Fir'aun, '(Dia) cahaya mata bagiku dan bagimu. Jangan kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak'. Sedang mereka tiada menyadari. Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa, sesungguhnya hampir saja dia menyatakan rahsia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya dia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan, "Ikutilah dia'. Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya. Dan kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukannya sebelum itu, maka berkatalah saudara Musa, 'Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik terhadapnya?'. Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya dia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya".
Memang sudah sewajarnya apabila setelah selesai masa menyusukan, ibu Musa harus membawa Musa a.s. kembali ke istana Fir'aun, dan pendidikan Musa a.s. diserahkan sepenuhnya kepada keluarga Fir'aun. Setelah Musa a.s. menjadi seorang pemuda yang tegap dan kuat, Allah Ta'ala memberikan kepadanya ilmu pengetahuan dan hikmah. Balasan seperti inilah yang akan Allah Ta'ala berikan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Allah Ta'ala berfirman, "Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah dan pengetahuan. dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik".
Wallahu'alam.
Sekian wassalam....
Hal itu terjadi pada masa kekuasaan raja-raja penggembala. Masa kian berganti masa, datanglah Ahmas I, raja pertama dari kerajaan "12 keluarga" yang telah mengusir raja-raja penggembala. Kemudian datanglah Ramses II, dia melihat bahwa jumlah Bani Israel semakin berlipat kali ganda dan keturunannya semakin bertambah. Dia takut kalau-kalau mereka menjadi pendukung dan penolong musuh-musuh Mesir. Oleh sebab itu, Ramses II memperkerjakan mereka dalam pekerjaan-pekerjaan yang paling berat agar kekuatan mereka menjadi lemah di samping dia juga berusaha memecah belah mereka ke dalam kelompok-kelompok dan golongan-golongan.
Telah dikatakan, para dukun dan peramal (ahli Nujum) memberitahukan kepada Fir'aun bahwa kehancuran kerajaannya nanti ada di tangan seorang anak laki-laki yang dilahirkan di kalangan Bani Israel. Oleh sebab itu, Fir'aub Ramses II memerintahkan untuk membunuh setiap anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israel, agar jumlah mereka tidak bertambah banyak. Maka mulailah satu demi satu orang-orang Bani Israel yang sudah tua mati, lantaran dipaksa untuk bekerja keras. Melihat keadaan sedemikian itu, datanglah para pemimpin Qibthi kepada Fir'aun, mereka mengatakan, "Sesungguhnya orang-orang yang sudah tua dari Bani Israel telah banyak yang mati, sementara engkau terus-menerus membunuh anak-anak kecil mereka. Tidak heran lagi bila pada suatu saat kita pun akan bekerja berat, kerana sudah tidak ada lagi orang yang akan kita pekerjakan untuk mengabdi kepada kita". Setelah itu, Fir'aun memerintahkan agar setiap bayi laki-laki itu dibunuh berselang tahun (tahun ini dibunuh dan pada tahun berikutnya tidak), agar anak-anak kecil Bani Israel tidak musnah seluruhnya.
Pada tahun ketika tidak ada pembunuhan terhadap bayi laki-laki, Harun a.s. dilahirkan. Oleh sebab itu, dia dibiarkan hidup dan dididik di bawah naugan kedua orang tuanya. Sedangkan Musa a.s., dia dilahirkan tepat pada tahun diharuskan bayi laki-laki dibunuh. Maka tatkala ibu Musa melahirkannya, dia menyembunyikan Musa dari pandangan umum, sehingga berita tentang kelahirannya itu tidak sampai kepada Fir'aun.
Surah Al-Qasas ayat 3 hingga 5.
Nota :
- Musa adalah satu nama yang terdiri dari dua kata, yaitu "Mu" dan "Sya". "Mu" adalah "air" di dalam bahasa Mesir kuno. Dan "Sya" adalah "Syajarah" yang berarti "Pohon (Pokok)" Dinamakan demikian kerana Musa diketemukan di antara air dan pohon, yaitu ketika ibunya menghanyutkannya ke dalam sungai Nil. Ada pendapat yang mengatakan bahwa "Musa" berasal dari kata-kata Mesir "mus" yang berarti seorang anak kecil.
- Fir'aun adalah gelaran untuk Raja-raja Mesir yang dahulu.
Fasa Pertama : Peri kehidupan Ayahnda Musa a.s. sebelum menjadi Rasul.
Pendidikan Ayahnda Musa a.s. di Istana Fir'aun.
Musa a.s. berada di dalam buaian ibunya hanya beberapa bulan setelah kelahirannya. Tatkala ibunya merasa takut rahsianya terbongkar, maka Allah Ta'ala memberikan ilham kepadanya agar menyediakan sebuah peti untuk menyimpan Musa a.s., lalu dicat dengan aspal, dan dihanyutkan ke dalam sungai Nil. Kemudian Allah Ta'ala menenangkan rasa takut ibu Musa a.s. itu, dan mengembirakannya bahwa kelak Allah Ta'ala akan mengembalikan Musa a.s. ke pangkuannya serta menjadikannya seorang Rasul.
Dengan segera, keluarga Fir'aun menyambar peti dari air. Dan ketika mereka membuka peti itu, terpakulah mata permaisuri Fir'aun (Asiah) melihat bayi di dalamnya. Kemudian Allah Ta'ala menanamkan rasa cinta terhadap Musa yang masih bayi itu ke dalam qalbu permaisuri Asiah. Dia benar-benar yakin bahwa kelak suaminya akan membunuh Musa sebagaimana layaknya setiap bayi laki-laki dari bani Israel yang dibunuh. Sang Permaisuri berkata kepada suaminya, "Anak laki-laki ini nanti akan menggembirakan aku dan kau. Ku mohon engkau tidak membunuhnya. Aku berharap semoga anak laki-laki ini membawa manfaat kepada kita, atau mengangkat sebagai anak setelah kita sendiri melarangt seluruh anak laki-laki Bani Israel untuk hidup".
Fir'aun menyetujui usul permaisurinya itu dan membiarkan Musa untuk tinggal bersamanya. Demikianlah, Musa a.s. telah selamat dari suatu malapetaka yang sangat kejam. Sementara itu, Fir'aun dan Haman (menterinya) beserta para tenteranya tidak mengetahui apa yang sebenarnya telah disembunyikan oleh takdir, yaitu mereka telah menyambar seseorang yang akan menjadi musuh, sumber kesedihan, dan sebab kehancuran mereka, yang diakibatkan oleh kekufuran dan kesombongan mereka.
Kemudian, mereka mendatangkan perempuan-perempuan yang akan menyusui Musa a.s., tetapi Musa sendiri merasa jijik untuk menyusui kepada mereka. Dan datanglah saudara perempuan Musa menawarkan dirinya bahwa ia sanggup mendatangkan seorang perempuan yang akan menyusuinya. Mereka menerima penawaran saudara perempuan Musa itu dan mengutusnya untuk segera memanggil perempuan yang akan menyusui Musa a.s. Kemudian dia membawa ibunya ke istana Fir'aun, lalu disusuilah Musa yang masih bayi oleh ibunya sendiri, berbeza dengan perempuan-perempuan lain yang pernah cuba menyusuinya dahulu. Demikianlah, akhirnya ibu Musa merasa yakin bahwa janji Allah Ta'ala itu benar, yaitu setelah Allah Ta'ala mengembalikan anaknya ke pangkuannya.
Firman Allah Ta'ala, "Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, 'Susukanlah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke dalam sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati kerana sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para Rasul'. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tenteranya adalah orang-orang yang bersalah. Dan berkatalah Isteri Fir'aun, '(Dia) cahaya mata bagiku dan bagimu. Jangan kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak'. Sedang mereka tiada menyadari. Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa, sesungguhnya hampir saja dia menyatakan rahsia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya dia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan, "Ikutilah dia'. Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya. Dan kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukannya sebelum itu, maka berkatalah saudara Musa, 'Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik terhadapnya?'. Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya dia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya".
Surah Al-Qasas ayat 7 hingga 13.
Memang sudah sewajarnya apabila setelah selesai masa menyusukan, ibu Musa harus membawa Musa a.s. kembali ke istana Fir'aun, dan pendidikan Musa a.s. diserahkan sepenuhnya kepada keluarga Fir'aun. Setelah Musa a.s. menjadi seorang pemuda yang tegap dan kuat, Allah Ta'ala memberikan kepadanya ilmu pengetahuan dan hikmah. Balasan seperti inilah yang akan Allah Ta'ala berikan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Allah Ta'ala berfirman, "Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah dan pengetahuan. dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik".
Surah Al-Qasas ayat 14.
Wallahu'alam.
Sekian wassalam....
Pondok Derang Kedah Darul Aman..
as salam AB yg sgt bertuah dunia akhirat
BalasPadamtermenung jauh nampaknya AB di pondok tepian kali....
terima kasih diatas perkongsian ttg sejarah benar para nabi diolah dari sudut yg berbeza
kita adalah suatu umat yg hidup tanpa nabi hadir secara fizikal disisi....namun kita sgt bertuah kerana:
1- dpt mengetahui & mengambil pengajaran drpd kisah2 benar para nabi serta umat mereka sedari dulu
2- roh nur muhammad itu sentiasa ada bersama kita kerana ia adalah makhluk yg pertama sekali diciptakan oleh Allah SWT
3- malahan, nur muhammad itu menjadi asbab utk Tuhan menjadikan alam dan segala isinya
kita sgt bertuah kan menjadi ummat Nabi Muhammad SAW ??
selawat dan salam kepada Baginda yang sgt mulia
Wa'alaikummussalam...wrth, saudaraku Wangsa gelar bangsaku.
BalasPadamAB sering termenung mengenangkan peri kehidupan para Nabi dan Rasul juga sedang memikirkan keadaan ummat Baginda Rasulullah s.a.w. di abad ini seterusnya di hari-hari yang mendatang.
Semoga kita semua selamat dan sejahtera selalu hingga dapat bertemu susuk tubuh Nabi Muhammad s.a.w. di hadapan Allah Rabbul'Alamin di hari akhirat nanti, walaupun di dunia ini kita tidak berpelung memeluk tubuh jasad Baginda s.a.w. yang mulia, semoga kita semua mendapat syafaat dan diakui ummat oleh Baginda Rasululllah s.a.w. dengan berkat Mukjizat Nur Muhammad yang tetap ada dan kekal dari dahulu sehingga kini dan selamanya dan Semoga kita semua diterima sebagai hamba dan insan yang dikasihi oleh Allah Ta'ala...InshaaAllah Ta'ala....Aminnn...
Syukurlah kita semua selalu dan selamanya kerana segala nikmat kurniaan Allah Ta'ala kepada kita sebagai ummat Islam di akhir zaman yang selalu dirindui oleh Baginda Rasulullah s.a.w. dan sering disebuat sebagai 'saudara-saudaraku' oleh Baginda s.a.w. dihadapan para sahabat r.a.hum.
Ya kita semua adalah anak-anaknda bertuah yang sedang menjalani kehidupan di bumi yang bertuah ini. Alhamdulillah.
Cantik tongkat :)
BalasPadamYa saudaraku Rafiz Rahim memang cantik tongkat tu... Tongkat yang diletakkan di sebalik pokok, AB pinjam semasa panjat Tangga 1000 (Titi Hayun) dan untuk bergambar kenangan.... mungkin tongkat Nabi Musa a.s. atau tongkat Nabi Harun a.s atau tongkat si Wali Allah.... wallahu'alam... :-)
BalasPadamjika tongkat Nabi Musa maka Imam Mahdi yang berhak keatasnya..
PadamBetul... tapi di manakah tongkat Nabi Musa berada sekarang?
Padam