Assalammu'alaikum...wrt, hari ini Khamis 13/09/2012M bersamaan 26 Syawal 1433H ayuh sama-sama kita ikuti kisah pengorbanan Ayahnda Ibrahim a.s.
Ayahnda Ibrahim a.s. telah meninggalkan anaknya Ismail a.s. di Makkah. Namun demikian, ia tidak pernah melupakannya atau melalaikannya, bahkan dari waktu ke waktu ia selalu menjengguknya.
Pada salah satu kesempatan menjenguk, Ayahnda Ibrahim a.s. bermimpi bahwa Allah s.w.t. memerintahnya untuk menyembelih anaknya, Ismail a.s. Sedangkan impian para Nabi itu benar adanya, kerana ia dikuatkan dengan wahyu yang datang dari Allah Ta'ala. Oleh sebab itu, Ayahnda Ibrahim a.s. bertekad untuk melaksanakan perintah Allah Ta'ala itu. Keadaan Ismail a.s. sebagai anak satu-satunya dan keadaannya yang sudah lanjut usia itu tidaklah memalingkan dia dari perintah Allah s.w.t. itu.
Hal ini seperti apa yang dikisahkan Allah Ta'ala di dalam Al-Quran (surah as-shaaffaat ayat 99-112) kepada kita.
"Dan Ibrahim berkata, "Sesungguhnya aku pergi mengadap Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang soleh". Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim. Ibrahim berkata, "hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab, "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah kamu akan mendapatkan aku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu". Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia khabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang soleh".
Di dalam ayat-ayat ini Allah Ta'ala mengingatkan tentang Nabi Ibrahim a.s., bahwasanya ketika dia berhijrah dari negeri kaumnya, ia telah memohon kepada Tuhannya agar Dia menganugerahkan seorang anak yang soleh. Maka Allah Ta'ala memperkenankan permohonannya itu. Dan Dia memberi khabar gembira dengan lahirnya seorang anak yang sabar lagi tenang, yaitu Ismail a.s., anaknya yang pertama (sulong).
Di dalam ayat-ayat ini Allah Ta'ala mengingatkan tentang Nabi Ibrahim a.s., bahwasanya ketika dia berhijrah dari negeri kaumnya, ia telah memohon kepada Tuhannya agar Dia menganugerahkan seorang anak yang soleh. Maka Allah Ta'ala memperkenankan permohonannya itu. Dan Dia memberi khabar gembira dengan lahirnya seorang anak yang sabar lagi tenang, yaitu Ismail a.s., anaknya yang pertama (sulong).
Maka tatkala Ismail a.s. tumbuh berkembang hingga sampai pada umur sanggup berusaha dan bekerja bersamanya, Ayahnda Ibrahim a.s. melihat di dalam mimpinya bahwa Allah s.w.t. memerintahnya untuk menyembelih Ismail a.s., anaknya satu-satunya ketika itu. Ayahnda Ibrahim a.s. mengemukakan perkara ini kepada anaknya untuk menguji keimanannya dan agar hal ini menjadi lebih baik bagi hatinya dan lebih mudah atasnya daripada menyembelihnya secara paksa. Ismail a.s. menjawab, "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah Ta'ala kepadamu. Dan insyaAllah ayah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar dan ridha dengan kehendak Allah s.w.t."
Tatkala keduanya telah berserah diri kepada kepastian Allah Ta'ala dan telah membulatkan tekad untuk melaksanakan perintah-Nya, maka Ayahnda Ibrahim a.s. membaringkan anaknya ke atas wajahnya untuk menyembelihnya dari belakang kepala, agar wajahnya tidak menyaksikan peristiwa penyembelihannya. Dan Ayahnda Ibrahim a.s. menggesekkan pisau ke atas tengkuk anaknya, namun pisau itu tidak memotongnya. Ketika itu Allah Ta'ala menyerunya, "Hai Ibrahim, berhentilah dari menyembelih anakmu. Sesungguhnya kamu telah mencapai maksud dari ujianmu. Dan Kami telah mendapatkan padamu ketaatan dan kesegeraan untuk melakukan perintah Tuhanmu. Maka sesungguhnya ini adalah ujian yang besar lagi nyata yang dengan itu Kami telah menguji keimananmu. Maka kamu termasuk orang-orang yang menang. Maka ambillah kambing ini, dan sembelihlah sebagai pengganti anakmu."
Siapakah yang disembelih itu? Al-Quran menerangkan bahwa yang disembelih itu adalah Ismail a.s. Kerana ia telah menerangkan kisah tersebut, kemudian Allah Ta'ala memberi khabar gembira kepada Ayahnda Ibrahim a.s. dengan kelahiran seorang anak yang lain bernama Ishaq; "Dan Kami beri dia khabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang soleh.
Pemberian khabar gembira dengan kelahiran Ishaq setelah menyempurnakan kisah penyembelihan adalah jelas bahwa Ishaq bukanlah anak yang diujikan kepada Ayahnda Ibrahim a.s. untuk menyembelihnya.
Adapun orang-orang Yahudi, mengaku bahwa yang disembelih itu adalah Ishaq a.s.. Kerana Safru't takwin menyebutkan orang yang disembelih itu dan menguatkannya dengan menyebut nama orang itu, sebagaimana yang difirmankan Tuhan kepada Ayahnda Ibrahim a.s., "Ambillah anakmu satu-satunya yang kau cintai itu, yaitu Ishaq. Dan pergilah ke Mauria." (Pasal 22 ayat 2)
Imam Ibnu Katsir rah telah membantah pengakuan ini dengan perkataan : "Kata Ishaq di sini adalah kata berbahaya. Kerana dia bukanlah anak yang pertama, melainkan yang sesungguhnya adalah Ismail a.s. Orang-orang Yahudi membawa perkataan ini hanyalah kerana hasad kepada orang-orang Arab. Kerana Ismail a.s. adalah bapak orang-orang yang berdiam di Tanah Hijaz dan dari mereka itulah Rasulullah s.a.w. dilahirkan. Sedangkan Ishaq a.s. adalah orang tua Ya'akub, yaitu Israil yang menjadi asal keturunan mereka. Maka mereka ingin memindahkan kemuliaan ini kepada mereka. Oleh sebab itu, mereka menyimpangkan kalam Allah Ta'ala dan menambahnya.
Wallahu'alam...
salam,annur suka sgt dgn Imam Hassan al-Banna...:)
BalasPadamWassalam... Ya, hamba pun suka dengannya...
BalasPadam