Ayahnda

Ayahnda

Khamis, 11 Ogos 2011

Asal-usul Empat Unsur Kejadian Tubuh Manusia.



Assalamu'alaikum..wrt


Riwayat bermula ta’kala Nur Muhammad (akan dibincang pada artikel yang lain) datang berkunjung kepada empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan angin atas perintah Tuhan Yang Maha Esa.

Pertama-tama Nur Muhammad datang mengunjungi angin. Dikala itu dilihat angin sedang bermegah-megah bertiup berputar-putar. Setelah mendengar Nur Muhammad memberi salam lalu angin berhenti dan membalas salamnya.


Kata Nur Muhammad : “Hai angin, jika engkau sadar dan mengetahui kadar derajat dirimu, niscaya engkau tidak bermegah-megah secara demikian itu. Tahukah engkau kerendahan dirimu?”

Jawab angin dengan rasa terkejut : “Tidak.Aku merasa puas dengan diriku.”

Kata Nur Muhammad : “Tahukah engkau hai angin, meskipun engkau mempunyai tenaga yang cukup besar dan mempunyai kekuatan yang luar biasa, akan tetapi engkau pada suatu ketika akan dapat diperintah oleh manusia dan engkau akan melayani kehendak manusia.”

Kata angin : “Jika begitu, engkau makhluk yang tiada cacat celanya dan mempunyai martabat yang tinggi.”

Jawab Nur Muhammad : “Tidak, hai angin. Aku adalah makhluk Tuhan yang tidak sunyi daripada kesalahan. Hanya Allah Tuhan Yang Maha Suci daripada sifat kerendahan dan kekurangan.”

Kemudian Nur Muhammad pergi mengunjungi api. Dilihat api sedang berkobar menyala-nyala dengan dahsyatnya. Maka setelah mendengar Nur Muhammad mengucap salam lalu api berhenti serta menjawab salamnya.


Kata Nur Muhammad : “Mengapa engkau membanggakan dirimu dengan kukuatanmu, apakah engkau tidak tahu, bahwa suatu ketika kekuatanmu yang begitu luar biasa dan tenagamu yang begitu dahsyat akan digunakan untuk keperluan hidup manusia.”

Mendengar kata Nur Muhammad demikian, terkejut api kerana ada lagi makhluk yang lebih kuat daripadanya. Kata api kemudian : “Kalau begitu, beruntunglah engkau. Rupanya engkau makhluk yang mulia di sisi Tuhan.”

Nur Muhammad menjawab : “Tidak, aku adalah makhluk ciptaan Tuhan. Hanya Dialah Yang Maha Mulia dan Maha Besar yang patut mendapat pujian dari makhluknya.”

Kemudian Nur Muhammad datang mengunjungi air. Dilihatnya air sedang memuaskan dirinya diperlihatkan tenaganya dan kekuatannya. Mendengar Nur Muhammad mengucapkan salam lalu air berhenti dan membalas salamnya.

Kata Nur Muhammad : “Hai air, tahukah engkau akan kekurangan dirimu?”

“Tidak” jawab air dengan terkejut.

Kata Nur Muhammad : “Tahukah engkau pada suatu ketika, pada saat yang sangat lama, engkau akan digunakan tenagamu untuk kepentingan hidup manusia.”

Kata air : “Jika demikian, engkaulah makhluk yang mulia.”

Jawab Nur Muhammad : “Tidak, aku tidak lebih hanya sebagai makhluk Allah. Hanya Allah yang patut menerima pujian dan sanjungan dari makhlukNya.”

Kemudian Nur Muhammad pergi mengunjungi tanah. Dilihatnya tanah tenang-tenang saja tidak nampak sifat sombong dan congkak. Ia membalas salam dengan hormat ketika Nur Muhammad mengucap salam.


Kata Nur Muhammad : “Akulah Nur Muhammad yang kelak akan menjadi kekasih Tuhan Rabbul ‘Alamin. Di antara keempat-empat unsur makhluk Tuhan, hanya engkaulah yang mempunyai sifat tawaddhu’ merendahkan diri.”

Kemudian Nur Muhammad kembali ke hadirat Tuhan melaporkan kunjungannya kepada keempat-empat unsur makhluk Tuhan itu.

Firman Allah s.w.t. : “Semuanya sudah aku ketahui. Oleh kerana itu Aku bermaksud akan menjadikan tubuh Adam dari tanah dan akan aku campurkan pula tiga macam unsur itu. Yaitu air, angin, dan api.”


Dengan keterangan riwayat di atas, kita sekarang akan membahas empat unsur itu yang ada pada manusia. Ia akan menjadi bahan pelengkap dalam tubuh manusia. Jika kurang salah satu daripadanya, maka tiadalah jadi sempurna kejadian manusia.

1.      Amarah dari unsur api.
2.      Kemauan dari unsur angin.
3.      Cita-cita dari unsur air.
4.      Sabar dari unsur tanah.

Untuk menyelidiki lebih lanjut dapat dibuktikan secara objektif pada manusia adanya.

1.      Telinga dari unsur api.
2.      Mata dari unsur air.
3.      Hidung dari unsur angin.
4.      Mulut dari unsur tanah.



Telinga adalah unsur api.


Telinga dari unsur api, kerananya orang mudah tersinggung perasaannya lantaran mendengar cemuhan, celaan, makian dan sindiran. Orang lekas menjadi marah jika kena sindiran dan hasutan, umpatan dan kata-kata yang menyakitkan hati.

Sebaliknya orang menjadi lembut hatinya, berkurang amarahnya, jika mendengar kata-kata yang baik, sopan, merendah dan menyenangkan. Api akan menjadi padam bila disiram air.

Mata adalah unsur air.


Air adalah sifatnya adil. Air dapat dibuat ukuran, misalnya tukang kayu atau tukang batu untuk mendirikan rumah biasanya menggunakan “waterpas” yang menjadi ukuran, miring atau datar.

Bukankah dengan melihat sinar mata seseorang dapat kita mengetahui orang itu membenci atau menyintai kita. Dapat kita meneka seorang wanita, benci atau cinta setuju atau tidak dari sinar matanya. Dapat kita memperhatikan sinar mata orang jahat atau orang baik dari sinar matanya.

Suatu pengaduan dan laporan tidak dapat diterima begitu saja, jika belum dapat dibuktikan dan dilihat mata. Tidak dapat diakui sah keterangan atau pengakuan seseorang jika belum disaksikan oleh saksi mata. Mengapa? Kerana mata itu unsur air.

Hidung adalah unsur angin.


Ia adalah alat penciuman. Alat penunjuk adanya bau-bauan. Dengannya orang jadi mengetahui adanya bau wangi, bau busuk, hanyir, tengik dan sebagainya.

Udara adalah sebagian daripada angin yang tidak bergerak. Dan udara dapat menyebarkan bau-bauan, dan kemudian ditangkap oleh hidung, lantaran hidung ini adalah unsur angin.

Mulut adalah unsur tanah.

Mulut adalah sama sifatnya dengan tanah. Ia selalu menerima apa saja yang datang kepadanya, dan tidak ditolaknya. Cuba perhatikan. Tiap-tiap makhluk yang mati; manusia, binatang, daun-daunan, kayu-kayuan, bila jatuh di tanah apalagi dipendam di dalam tanah, diterima oleh tanah, dan lama-lama menjadi tanah.

Demikian sifat mulut manusia. Sejak celik matanya, dari pagi sampai petang, sampai ia masuk tidur, cubalah perhatikan berapa macam benda yang masuk di mulutnya; nasi, ikan, daging, sayu-sayuran, air kopi, air teh, asap rokok dan sebagainya ini menunjukkan bukti bahwa mulut adalah unsur tanah.


Itulah keempat-empat unsur tadi yang menjadi bahan pelengkap bagi tubuh manusia, dan andaikata kurang salah satu daripadanya, bererti tidak sempurna lagi keadaan manusia.

Sebagaimana kita ketahui bahwa tanah itu adalah tempat bercucuk tanam. Bertanam padi, menanam cabai dan sebagainya. Jika orang bertanam benih padi maka yang tumbuh sudah tentu pokok padi, bila orang menanam benih cabai maka yang akan tumbuh pokok cabai. Dan belum ada kejadian orang menanam benih bawang, lalu jadi tumbuh pokok cabai dan sebaliknya.
Demikian pula mulut manusia, jika digunakan untuk menyebar kebaikan di tengah manusia, maka kebaikan yang akan tumbuh di tengah-tengah masyarakat manusia. Dan andaikata jika disebarkan fitnah dan hasutan di tengah-tengah manusia, maka kekacauan dan keonaran yang akan tumbuh tersebar sebagaimana pepatah arab mengatakan : “Mendapat bahaya seseorang dari kerana lidah. Akan naik derajat seseorang dari kerana tutur katanya yang bagus. Misalnya seorang peniaga, perniagaannya jadi laris dan cepat maju kerana propagandanya.”

Pepatah Melayu pula ada mengatakan: “Sebab pulut santan binasa, sebab mulut badan binasa” dan “Yang gurik itu kendi, yang merah itu saga. Yang baik itu budi, yang indah itu bahasa.”

Demikianlah keterangan empat unsur sebagai bahan pelengkap diri manusia. Semoga dengan keterangan ini akan memberi sedikit sebanyak pengajaran dan faedah untuk diri hamba, tuan-tuan hamba, saudara dan saudari sekalian. Wallahu’alam.

Firman Allah Ta’ala dalam hadis Qudsi : “Hai anak Adam, memadailah dengan yang sedikit, supaya kayalah engkau, dan tinggal olehmu dengki supaya senanglah hatimu, dan jauh olehmu akan segala yang haram supaya ikhlas agamamu, dan barangsiapa meninggal akan mengumpat nescaya zahirlah kasih untuknya, dan barangsiapa menjauhkan dirinya daripada semua manusia nescaya sejahteralah ia dari segala fitnahnya. Dan barangsiapa yang sedikitlah perkataannya nescaya sempurnalah akalnya. Dan siapa yang redha dengan barang yang sedikit nescaya percayalah ia kepada Allah s.w.t.” 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan