Ayahnda

Ayahnda

Ahad, 28 Ogos 2011

Ayahnda Adam a.s. bukan penghuni Bumi Pertama.



Assalammu'alaikum..wrt,

Islam sebenarnya tidak menolak perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan sebaliknya mengakui penemuan-penemuan dan berbagai dalil yang dipakai.

Ilmu Antropologi menentukan bahwa bumi ini telah dihuni oleh bermacam-macam jenis manusia sebelum Ayahnda Adam a.s. Berdasarkan penemuan-penemuan tengkorak manusia dan tulang-tulang yang telah membatu di berbagai tempat di bumi ini, yang menurut penyelidikan para ahli dikatakan bahwa umur tengkorak dan tulang itu sudah satu miliun tahun, atau seperempat miliun tahun dan yang lain berpendapat kurang dari seperempat miliun tahun.


Berdasarkan penyelidikan, fosil orang Jawa adalah fosil paling tua, menyusul fosil orang Viking, Solo, Baltadon, Hilldabraj, dan Tunisia. Melalui proses evolusi panjang jenis manusia itu akhirnya sampai kepada fosil orang Neandertal yang diperkirakan sebagai nenek moyang manusia berakal. Jenis manusia tersebut hidup di dunia kira-kira tahun 130 ribu sampai dengan tahun 8000 SM. Kemudian berkembang dan menyebar ke beberapa bahagian dunia.

Al-Quran mengisyaratkan bahwa ada makhluk yang sudah hidup di bumi sebelum Adam a.s.,


“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi…” (Surah al-Baqarah ayat 30)

Para Mufassir dalam mentafsirkan Al-Khalifah ada dua pendapat :


Pertama, bahwa di dunia ini sudah ada sejenis atau bermacam-macam jenis manusia yang sudah punah akibat peperangan. Kerana itu para malaikat terkejut kehairanan ketika Allah s.w.t. akan menjadikan Adam a.s. dan keturunannya sebagai khalifah di bumi. Sebab, berdasarkan pengalaman; mereka berkeyakinan bahwa Adam a.s. pun akan berlaku seperti penghuni bumi sebelumnya. Oleh kerana itu ketika Allah s.w.t. berfirman kepada mereka, mereka berkata,


“Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan berbuat kerusakan padanya, dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” (Surah al-baqarah ayat 30)


Kedua, Allah s.w.t. menamakan Khalifah kerana sebagai pemegang amanat Allah s.w.t. dalam melaksanakan hokum antara para mukallaf di dunia. Ia adalah pengelola dan penguasa semua makhluk Allah s.w.t. Dengan demikian kita mengetahui bahwa ketentuan-ketentuan Ilmu pengetahuan yang berpandangan bahwa ada jenis manusia penduduk bumi ini sebelum Adam a.s. yang telah punah berjalan searah dan beriringan dengan dalil naqli dalam Al-Quran.

Berapa tahun umurnya dunia ini?



Diceritakan ketika Ayahnda Musa a.s. munajat kepada Allah Robbul ‘Alamin di Bukit Thursina, maka pada saat itu berkesempatan Nabi Musa a.s. bertanya kepada Allah s.w.t. dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

Satu pertanyaan Ayahnda Musa a.s. telah Allah s.w.t. jawab : “ Pertama-tama aku jadikan adalah Nur Muhammad. Kemudian Ku jadikan Durratul-Baidhoo’ dari Nur Muhammad. Dari Durratul-Baidhoo’ Aku jadikan 70,000 negeri di cakrawala, (Jadi kita guna istilah sekarang ialah 70,000 planet di angkasaraya). Maka satu planet itu luasnya 70 kali Bumi. Tiap-tiap planet itu dijadikan penghuninya 70,000 makhluk bukan bangsa jin, dan bukan bangsa manusia, dan juga bukan bangsa malaikat. Kesemuanya dijadikan dengan kamilat ‘Kun fayakun’. Mereka beribadat padaKu sampai 70,000 tahun. Kemudiannya, mereka jadi berdurhaka kepadaKu, lalu Aku binasakan mereka dan seluruh cakrawala itu semuanya.


Kemudian sesudah itu Aku jadikan lagi 80,000 buah negeri (planet) yang besarnya Cuma 10 kali Bumi. Semua berada di cakrawala yang bertingkat-tingkat. Di planet-planet itu Aku ciptakan sebangsa unggas yang memakan tumbuhan-tumbuhan, biji-bijian. Lama-kelamaan unggas-unggas itu pun punah (musnah). Kemudian baru Aku jadikan 20,000 makhluk sebangsa manusia dari cahaya secara beransur-ansur sampai mereka itu punah semuanya.


Kemudian setelah berselang 70,000 tahun sesudah itu, baru Aku jadikan Qalam, Lauhil-mahfuzh, ‘Arsy dan Kursi dan malaikat. Maka setelah kira-kira 70,000 tahun lagi barulah Aku jadikan syurga dan neraka. Kemudian setelah itu baru Aku jadikan makhluk manusia yang namanya Adam, bukan bapakmu Adam yang sekarang ini, hai Musa.

Aku jadikan dia dari awal Adam sampai keturunannya yang terakhir 10,000 tahun lamanya. Setelah itu aku jadikan pula Adam yang lain dengan keturunannya yang terakhir dalam masa 10,000 tahun.


Demikian seterusnya Aku jadikan tiap-tiap Adam sampai keturunannya dalam masa 10,000 tahun, ganti-berganti, sampai mencapai 10,000 orang Adam. Maka Adam yang sekarang inilah yang ke 10,000 kalinya.”

Demikianlah keterangan yang hamba kutib, dari kitab “Permulaan dijadikan langit dan bumi” oleh Al-‘Alamah Syaikh Nuruddin Ali.

Para pembaca yang budiman.

Jika kita renungkan keterangan di atas itu, jelaslah bagi kita bahwa umur dunia ini sudah lama benar, atau sudah sangat tua. Cuba bayangkan, setiap Adam Tuhan ciptakan sampai anak keturunannya yang terakhir adalah memakan waktu sampai 10,000 tahun. Maka berapakah jumlah 10,000 x 10,000 tahun?

                        10,000 x 10,000 = 100,000,000 tahun

Jadi jelasnya bumi kita telah dihuni oleh manusia yang pertama Tuhan ciptakan, sampai Adam yang terakhir di zaman kita ini adalah lama masanya memakan waktu seratus juta tahun. Kalau pada tahun 1978 ahli kajipurba telah menemui tengkorak manusia di Tanah Jawa yang sudah berumur 300,000 tahun itu belumlah seberapa jika dibandingkan dengan keterangan dan pendapat ulama’ Islam Syeikh Nuruddin Ali, bahwa bumi kita ini telah dihuni manusia sudah seratus juta tahun lamanya.

Untuk memperkuatkan keterangan bahwa sudah tua umurnya dunia ini, pernah diceritakan oleh junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. tentang pengalaman dan penglihatan Baginda dalam perjalanan Isra’ dan Mi’rajnya, iaitu nampak ada seorang wanita memanggil-manggil dan merayu nama Baginda. Wanita itu sudah sangat tua namun masih nampak cantik rupanya, memakai pakaian yang indah serta perhiasan yang gemerlapan emas, intan dan berlian.

Lalu Nabi Muhammad s.a.w bertanya kepada Jibrail. Siapakah gerangannya wanita itu? Jawab Jibril : “Itulah dunia!”

Kita kini sama dapat membuktikan dengan mata bahwa apa yang dilihat oleh Nabi Muhammad s.a.w. itu adalah betul-betul dunia, semakin tua bertambah cantik. Yang dimaksudkan dengan dunia adalah negeri atau bumi di mana tempat manusia ‘bersemayam.’


Cubalah kita perhatikan Bandar-bandaraya, kota-kotaraya di Malaysia yang semakin hari pembangunannya semakin hebat dengan bangunan-bangunannya, menara-menaranya yang menjulang tinggi, jalanraya, lebuhraya semakin lebar dan luas dengan lampu-lampunya yang berwarna-warni di waktu malam. Bukan di Malaysia saja, bahkan seluruh di dunia sedang membangun.


Apakah ertinya bangun dalam bahasa Arabnya? Bahasa Arabnya adalah “Qiyaamah.” Jadi jelas dunia sekarang sudah mulai mau kiamat di mana-mana! Sudah dihias, atau sedang dihias dunia oleh manusia. Inilah menunggu detik-detik sampai saatnya masa terakhir bagi dunia ini. Menandakan zaman akhir bahwa ciri-ciri dan alamatnya adalah Allah s.w.t. tidak akan mengutus seorang Nabi sesudah Nabi Muhammad s.a.w. kerana pribadi Baginda s.a.w sudah menjadi predikat Nabi Akhir Zaman.

Cubalah pembaca renungkan!

Tiada ulasan:

Catat Ulasan