Ayahnda

Ayahnda

Ahad, 27 November 2011

Ayahnda Nuh a.s. melanjutkan Dakwah Keimanan kepada Allah Yang Esa



Doa Akhir Tahun Hijrah 1432

Segala pujian bagi Allah seru sekalian alam; selawat dan salam ke atas junjungan Rasulullah s.a.w. dan kepada keluarga serta sahabat baginda sekalian.

Ya Allah, Apa yang telah kami lakukan sepanjang tahun ini dari apa yang Engkau larang kami daripadanya, dan tidak sempat kami bertaubat darinya dan Engkau tidak meridhainya dan tidak Engkau melupainya dan Engkau berlemeh lembut kepada kami walaupun Engkau berkuasa menyiksa kami; malah Engkau memberi peluang supaya kami bertaubat setelah kami melakukan maksiat kepada Engkau; maka sesungguhnya kami memohon keampunan Engkau; ampunilah kami dan apa yang kami lakukan padanya dari apa yang Engkai ridhainya dan Engkau telah menjanjikan kami ganjaran pahala ke atasnya; maka kami memohon akan Dikau wahai Tuhan yang Mulia yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan, semoga Engkau menerima kami dari kurnia Engkau wahai Tuhan Yang Mulia.

Dan cucurilah rahmat kepada penghulu kami Nabi Muhammad s.a.w. dan kepada keluarganya dan para sahabatnya, dan salam dengan kemurahan; Maha Suci Engkau Tuhan yang Tinggi dan Mulia daripada sesuatu yang disifatkan; dan kesejahteraan kepada sekalian Rasul; dan segala pujian bagi Allah Tuhan sekalian alam.


Ayahnda Nuh a.s. melanjutkan Dakwah Keimanan kepada Allah Yang Esa.

Assalamu’alaikum…wrt,

Ayahnda Nuh a.s. tidak mudah berputus asa dalam melaksanakan seruan dakwah terhadap kaumnya. Akan tetapi, kaum Nabi Nuh a.s. tidak mau menghiraukan nasihat dan ancaman Allah s.w.t. Mereka tetap mengingkari kenabian Ayahnda Nuh a.s.

Berkata mereka kepada Nabi Nuh a.s. :"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda daripada kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat. Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. Kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudah kami menerima ajakanmu dan dakwahmu. Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soal-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup. Kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semuanya. Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalah pendusta belaka."


Difirmankan Allah s.w.t. dalam surah Hud ayat 27.

“Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya, “Kami tidak melihat kamu, melaikan sebagai seorang manusia biasa seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikut kamu, melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang yang dusta”.

Firman Allah s.w.t. lagi dalam surah al-A’raaf ayat 60 hingga ayat 63.


“Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”. (60) Nuh menjawab: “Wahai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam”. (61) “Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (62) “Dan apakah kamu tidak percaya dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat?”. (63)


Ayahnda Nuh a.s. melanjutkan dakwahnya dengan mempergunakan metode diskusi dan menanggulangi kekerasan hati mereka.

Ayahnda Nuh a.s. berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya: "Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahankan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki. Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan ganjaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki. Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa dan azab-Nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Pengasih dan Maha Penyayang".

Kaum Nuh a.s. mengemukakan syarat dengan berkata: "Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyama-ratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."


Ayahnda Nuh a.s. menolak pensyaratan kaumnya dan berkata: "Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh, diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama terhadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.”

Allah s.w.t rakamkan ucapan dakwah Ayahnda Nuh a.s. dalam surah Hud ayat 28 hingga 31.

Berkata Nuh : “Wahai kaumku, bagaimana fikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberikannya aku rahmat dari sisiNya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apakah akan kami paksakan kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?” (28). Dan (dia berkata) : “Wahai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui” (29). Dan (Dia berkata) : “Wahai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?” (30). Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa) : “Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib, dan tidak pula aku mengatakan : “Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat”, dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu : “Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka”. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.” (31).



Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Ayahnda Nuh a.s. dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:

"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. Datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya (azab). Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu." (32) Nuh menjawab : “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.” (33) Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepadaNya lah kamu dikembalikan.” (34) Malahan kaum Nuh itu berkata : “Dia Cuma membuat-buat nasihatnya saja.” Katakanlah : “Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat”. (35)
Surah Hud ayat 32 dan 35.

Ayahnda Nuh a.s. Berputus Asa Dari Kaumnya


Ayahnda Nuh a.s. berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh (950) tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mengangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingkat yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan mendidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia.

Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Ayahnda Nuh a.s. tidak berhasil menyedarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang (± 83 orang), walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Ayahnda Nuh a.s. akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis.


Hal mana Ayahnda Nuh a.s. berupa berfirman Allah dalam surah Hud ayat 36 yang bermaksud:

"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."

Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:


"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt mereka."
Surah Nuh ayat 26 dan 27

Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.

Bersambung… InsyaAllah.


Doa Awal tahun Hijrah 1433

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang; segala pujian hanya bagi Allah Penguasa sekalian alam.
Selawat dan salam ke atas junjungan Nabi dan Rasul iaitu Penghulu kami Nabi Muhammad s.a.w. kepada keluarganya dan para sahabat sekalian.

Ya Allah, Engkaulah yang kekal, qadim lagi azali dan di atas kelebihan Engkau yang besar; dan kemurahan Engkau yang melimpah; dan ini adalah tahun baru yang sesungguhnya telah mendatangi kami, kami memohon kepada Engkau pemeliharaan padanya daripada syaitan yang direjam, pembantu-pembantunya dan tentera-tenteranya dan kami memohon pertolongan dari nafsu yang banyak mendorong kepada kejahatan dan kami memohon kepada Engkau untuk melakukan sebarang pekerjaan yang boleh mendekatkan diri kami kepada Engkau. Ya Allah, Tuhan yang merubah segala keadaan, rubahlah keadaan kami kepada sebaik-baik keadaan dengan kekuasaan dan kurniaan Engkau, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Wahai Tuhan kami, Kurniailah kepada kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dan peliharalah kami dari azab api neraka. Dan cucurilah rahmat dan salam kepada penghulu kami Nabi Muhammad s.a.w. dan keluarganya dan para sahabat baginda sekalian. Segala pujian hanya bagi Allah Tuhan Pentadbir seluruh alam.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan